Dalam diri itu, ada mata Allah
Kau temukan aku dalam diam panjang
Berpelukan melewati pagi dan menatap senja pergi
Hari kita tertata rapi dengan tawa
Kau temukan aku dalam diam panjang
Berpelukan melewati pagi dan menatap senja pergi
Hari kita tertata rapi dengan tawa
Aku tak pernah memahat waktu
Pula tak pernah meremehkan matahari
Tapi dalam hati, tak pernah resah
Cukup aroma kopi dan rokok, segala gelisah pergi
Juga, asalkan kau di samping
Memangku peluh pergi dari malam
Hingga seruputan terakhir di pelataran pagi
Pula tak pernah meremehkan matahari
Tapi dalam hati, tak pernah resah
Cukup aroma kopi dan rokok, segala gelisah pergi
Juga, asalkan kau di samping
Memangku peluh pergi dari malam
Hingga seruputan terakhir di pelataran pagi
yang datang menikmati kopi dingin
dan sisa-sisa bias kisah yang masih hangat
dan sisa-sisa bias kisah yang masih hangat
Suatu kelak, waktu beranjak
Dan sisa-sisa kopi kehabisan aromanya
Kisah-kisah kembali diam bersamaku
Biarkan aku rindu
Mencaci kopi yang berlalu tanpa menitipkan kisah terakhir
Membiarkan diri terlelap dalam mimpi yang tertidur
Kisah-kisah kembali diam bersamaku
Biarkan aku rindu
Mencaci kopi yang berlalu tanpa menitipkan kisah terakhir
Membiarkan diri terlelap dalam mimpi yang tertidur
Asalkan waktu berbisik padamu,
bahwa kopi ini tak membuatku kehilangan lelah lagi
bahwa kepulan asap rokok ini tercabik-cabik kumis menjulang
bahwa aku akan menunggu kau datang
Merebahkan lelah bersama lagi
Menanti pagi dan tak berkedip
Bangunkan aroma kopi dan rokok yang sama
Berkisah lagi tanpa jeda
bahwa kopi ini tak membuatku kehilangan lelah lagi
bahwa kepulan asap rokok ini tercabik-cabik kumis menjulang
bahwa aku akan menunggu kau datang
Merebahkan lelah bersama lagi
Menanti pagi dan tak berkedip
Bangunkan aroma kopi dan rokok yang sama
Berkisah lagi tanpa jeda
Kupang, 28 Maret 2019_©Wili Suni
GEGER
GEGER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar